BI harus mau menukarkan uang yang tidak layak dengan uang baru

Kamis, 17 Februari 2011

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Rencana untuk melakukan penyederhanaan nilai rupiah, menurut Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI) dari Fraksi PDI-Perjuangan Arif Budimanta tidak tepat guna dan sasaran dalam kondisi perekonomian Indonesia sekarang.

"Saya rasa, itu tidak tepat guna, terus tidak tepat sasaran dalam kondisi seperti ini," tegasnya, di DPR, Jakarta, Senin (14/2/2011).

Menurutnya, langkah kebijakan yang harus diambil oleh BI sekarang, utamanya adalah memwibawakan nilai tukar rupiah atas mata uang asing. Hal itu, jauh lebih penting ketimbang rencana redominasi.

"Kalau persoalannya mau membiwabawakan nilai tukar rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing, kenapa misalnya momentum proses apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak dimanfaatkan oleh BI, justru malah ditahan pada level yang tinggi. Itu kan aneh," katanya.


”Masalahnya bukan jsoal kapan siapnya atau tidak Indonesia melangsungkan rencana ini. Jauh lebih baik, redominasi tidak dilakukan.” katanya

Karena di Vietnam sendiri, di tengah nilai tukar mata uangnya atas Dollar Amerika satu banding 20.000, namun redominasi tidak diambil.

"1 dolar 20 ribu (mata uang Vietnam) di Vietnam dan itu tidak ada masalah dengan perekonomian di Vietnam. Competitiveness di Vietnam itu bagus pertumbuhan ekonomi juga bagus, mata uangnya juga berwibawa," paparnya.

Jadi, katanya, menurut DPR langkah redominasi itu akan bersiko, tidak punya dasar ataupun studi akademisnya .

Lebih bagus, menurutnya, berbicara mengenai hal lain, kesejahteraan rakyat, memperluas lapangan kerja, landing rate, dan mengendalikan inflasi ketimbang sibuk rencana redominasi.

"Lebih bagus BI fokus pada tugas utamanya yaitu mengendalikan nilai tukar dan inflasi. Bagaimana misalnya agar cadangan BI jangan negatip, itu yang seharusya lebih difokuskan daripada mewacanakan Redominasi," tegasnya.
http://www.tribunnews.com/2011/02/15/bi-harus-memwibawakan-nilai-tukar-rupiah

0 komentar:

Posting Komentar